LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Nama : Buono Aji Santoso
Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2012
A.
Percobaan
Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta
B.
Tujuan
·
Mengukur beda potensial sel volta
·
Membandingkan beda potensial sel volta hasil
percobaan dengan beda potensial hasil hitungan berdasarkan potensial elektroda
standar
C.
Alat dan Bahan
1. 2 buah gelas kimia 100 ml
2. Voltmeter
3. 2 kabel dengan penjepit buaya
4. Kertas saring 6 lembar
5. Amplas
6. Elektroda Cu, Zn, Mg, Pb, Fe
7. Larutan ZnSO4 1 M 25 ml
8. Larutan MgSO4 1 M 25 ml
9. Larutan Pb(NO3)2
1 M 25 ml
10. Larutan CuSO4 1 M 25 ml
11. Larutan FeSO4 1 M 25 ml
12.
Larutan
NaCl
D.
Langkah Kerja
1.
Masukkan ke
dalam gelas kimia pertama larutan ZnSO4 1 M 25 ml dan kedalam gelas
kimia kedua larutan CuSO4 1 M 25 ml. (Percobaan 1)
2.
Amplas
sampai mengkilat logam Zn dan Cu.
3.
Jepit logam
Zn dan Cu dengan penjepit buaya.
4.
Masukkan
kertas saring ke dalam larutan NaCl sampai semua basah.
5.
Hubungkan
gelas kimia pertama dan gelas kimia kedua dengan jembatan garam yang dibuat
dari kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan NaCl tadi.
6.
Masukkan
logam Zn ke dalam larutan ZnSO4 1 M dan logam Cu ke dalam larutan
CuSO4 1 M.
7.
Hubungkan
kabel-kabel dari logam Zn dan Cu ke voltmeter dengan skala 1 volt, apabila arah
jarum avometer ke kiri, balik posisi kabel yang masuk ke voltmeter.
8.
Catat beda
potensial yang dihasilkan.
9.
Ulangi
langkah 1 sampai 8 untuk percobaan 2 hingga percobaan 6.
Percobaan 2: Larutan MgSO4 dan Larutan CuSO4
Percobaan 3: Larutan MgSO4 dan Larutan ZnSO4
Percobaan 4: Larutan ZnSO4 dan Larutan Pb(NO3)2
Percobaan 5: Larutan MgSO4 dan Larutan Pb(NO3)2
Percobaan 6: Larutan FeSO4 dan Larutan CuSO4
E.
Dasar Teori
Sel volta atau sel galvani
adalah sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus
listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi disebut anoda (elektrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi
reduksi disebut katoda (elektrode positif).
Prinsip-prinsip Sel Volta
(Sel Galvani)
1. Didalam sel volta
reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi reaksi spontan.
2. Terjadi perubahan
dari energy kimia menjadi energy listrik.
3. Pada anoda, terjadi
reaksi oksidasi dan bermuatan negatif.
4. Pada katoda, terjadi
reaksi reduksi dan bermuatan positif.
5. Elektron mengalir
dari anoda menuju katoda.
Rangkaian sel volta terdiri
atas elektrode Zn (logam Zn) yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4
dan elektrode Cu (logam Cu) yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO4.
Kedua larutan itu dihubungkan
dengan jembatan garam yang berbentuk huruf U yang diisi dengan garam NaCl atau
KNO3 dalam agar-agar (gelatin). Sedangkan, kedua elektrode
dihubungkan dengan alat petunjuk arus, yaitu voltmeter melalui kawat.
Bila elektrode Zn dan Cu
dihubungkan dengan sebuah kawat maka akan terjadi energi listrik (menghasilkan
energi listrik). Untuk menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan di atas
maka kedua larutan tersebut dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam
menyebabkan elekton mengalir secara terus menerus melalui kawat.
Potensial sel (E˚sel) adalah
potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta. Besarnya potensial sel
dari suatu reaksi redoks dalam sel volta dapat ditentukan melalui:
1.
Percobaan dengan
menggunakan voltmeter atau potensiometer.
2.
Perhitungan berdasarkan
data potensial elektroda unsur-unsur sesuai dengan reaksinya.
E˚sel =
E˚katode – E˚anode
atau
E˚sel = E˚reduksi-E˚oksidasi
E˚sel = E˚reduksi-E˚oksidasi
Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan
suatu unsur untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk membandingkan
kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda pembanding yaitu
elektroda hidrogen. Potensial yang dihasilkan oleh suatu elektroda yang
dihubungkan dengan elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.
Ada dua kemungkinan:
·
Jika potensial electrode
bertanda (+) maka electrode lebih mudah mengalami reduksi.
·
Jika potensial electrode
bertanda (-) maka electrode lebih mudah mengalami oksidasi.
Harga potensial sel tergantung pada jenis elektroda, suhu,
konsentrasi ion dalam larutan, dan jenis ion dalam larutan.
Perlu diingat bahwa: Unsur/electrode yang mempunyai E lebih
kecil akan mengalami oksidasi dan berfungsi sebagai anoda, dengan E˚ oksidasi =
- E˚ reduksi.
Syarat reaksi redoks berlangsung spontan, yaitu logam untuk
anoda terletak sebelah kiri logam untuk katoda dalam deret volta.
Deret Volta merupakan urutan logam-logam(ditambah hidrogen)
berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya.
Li K Ba
Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au
Semakin
ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah
teroksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan suatu logam dalam deret volta, maka
logam tersebut semakin mudah tereduksi. Oleh karena itu, untuk melindungi suatu
logam dari reaksioksidasi (perkaratan) maka logam tersebut perlu dihubungkan dengan logam yang
letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta atau disebut sebagai
perlindungan katodik.
F.
Hasil Pengamatan
Larutan
|
Anoda
|
Larutan
|
Katoda
|
Beda Potensial (Volt)
|
ZnSO4 1M
|
Zn
|
CuSO4 1M
|
Cu
|
0,08
|
MgSO4 1M
|
Mg
|
CuSO4 1M
|
Cu
|
0,06
|
MgSO4 1M
|
Mg
|
ZnSO4 1M
|
Zn
|
0,02
|
ZnSO4 1M
|
Zn
|
Pb(NO3)2 1M
|
Pb
|
0,14
|
MgSO4 1M
|
Mg
|
Pb(NO3)2 1M
|
Pb
|
0,02
|
FeSO4 1M
|
Fe
|
CuSO4 1M
|
Cu
|
0,02
|
G.
Kesimpulan
1.
Notasi sel:
Percobaan 1: Zn
→ Zn2+
+ 2e
Cu2+ + 2e → Cu
Zn + Cu2+ → Zn2+
+ Cu E˚ sel = 0,08 V
Zn(s) / Zn2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = 0,08 V
Percobaan 2: Mg
→ Mg2+
+ 2e
Cu2+ + 2e → Cu
Mg + Cu2+ → Mg2+
+ Cu E˚ sel = 0,06 V
Mg(s) / Mg2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = 0,06 V
Percobaan 3: Mg
→ Mg2+
+ 2e
Zn2+ + 2e → Zn
Mg + Zn2+ → Mg2+
+ Zn E˚ sel = 0,02 V
Mg(s) / Mg2+ Zn2+ / Zn(s) E˚ sel = 0,02 V
Percobaan 4: Zn
→ Zn2+
+ 2e
Pb2+ + 2e → Pb
Zn + Pb2+ → Zn2+
+ Pb E˚ sel = 0,14 V
Zn(s)
/ Zn2+ Pb2+ / Pb(s)
E˚ sel = 0,14 V
Percobaan 5: Mg
→ Mg2+
+ 2e
Pb2+ +
2e → Pb
Mg + Pb2+ → Mg2+
+ Pb E˚ sel = 0,02 V
Mg(s) / Mg2+ Pb2+ / Pb(s) E˚ sel = 0,02 V
Percobaan 6: Fe
→ Fe2+
+ 2e
Cu2+ + 2e → Cu
Fe + Cu2+ → Fe2+
+ Cu E˚ sel = 0,02 V
Fe(s) / Fe2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = 0,02 V
2.
Potensial sel:
Percobaan 1: Zn
→ Zn2+
+ 2e E˚ = + 0,76 V
Cu2+ + 2e → Cu E˚ = + 0,34 V
Zn + Cu2+ → Zn2+
+ Cu E˚ = + 1,10 V
Zn(s) / Zn2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = + 1,10 V
Percobaan 2: Mg
→ Mg2+
+ 2e E˚ = + 2,38 V
Cu2+ + 2e → Cu
E˚ = + 0,34 V
Mg + Cu2+→ Mg2+
+ Cu E˚ = + 2,72 V
Mg(s) / Mg2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = + 2,72 V
Percobaan 3: Mg
→ Mg2+
+ 2e E˚ = + 2,38 V
Zn2+ +
2e → Zn E˚ = - 0,76 V
Mg + Zn2+ → Mg2+
+ Zn E˚ = +
1,62 V
Mg(s) / Mg2+ Zn2+ / Zn(s) E˚ sel = + 1,62 V
Percobaan 4:
Zn → Zn2+ + 2e E˚ = + 0,76 V
Pb2+ + 2e → Pb E˚ = - 0,13 V
Zn + Pb2+ → Zn2+ +
Pb E˚ = + 0,63 V
Zn(s)
/ Zn2+ Pb2+ / Pb(s)
E˚ sel = + 0,63 V
Percobaan 5: Mg
→ Mg2+
+ 2e E˚ = + 2,38 V
Pb2+ +
2e → Pb E˚ = - 0,13 V
Mg + Pb2+ → Mg2+
+ Pb E˚ = + 2,25 V
Mg(s) / Mg2+ Pb2+ / Pb(s) E˚ sel = + 2,25 V
Percobaan 6: Fe
→ Fe2+
+ 2e E˚ = + 0,41 V
Cu2+ + 2e → Cu E˚ = + 0,34 V
Fe + Cu2+→ Fe2+
+ Cu E˚ = + 0,75 V
Fe(s) / Fe2+ Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = + 0,75 V
3.
Harga potenisal sel hasil
percobaan sangat berbeda dibandingkan dengan potensial sel hasil perhitungan
yang berdasarkan potensial elektroda standar, karena:
·
Saat melakukan percobaan, suhu dan tekanan berbeda dengan keadaan standar yang dibutuhkan untuk menentukan
potensial elektroda, yaitu 25˚C 1 atm.
·
Elektroda logam yang digunakan memiliki tingkat pengotor yang
tinggi sehingga mengganggu jalannya reaksi sel volta.
·
Larutan elektrolit yang digunakan sebagian sudah tidak murni
karena tercampur zat lain ataupun mengalami koagulasi.
·
Jembatan garam yang digunakan hanyalah kertas saring yang dibasahi NaCl, sehingga tidak dapat menyeimbangkan
muatan pada kedua larutan elektrolit sehingga mengganggu jalannya reaksi sel
volta.
0 komentar:
Posting Komentar