Senin, 17 Desember 2012

Puisi Kebodohan


Kebodohan
Karya : Buono Aji Santoso

Cinta adalah hal bodoh
Untuk orang yang tak memahaminya
Yang hanya menganggap cinta
Hanya sebagai warna dimasa muda
Sama sepertiku yang belum  paham betul
Kebodohan bercinta

Kebodohanku yang pertama
Mengapa aku mengenalmu?
Gadis berkulit hitam manis
Nan anggun dan cerah pancar wajahmu
Aku mengenalmu gadis polos lugu
Di sebuah ruang bersekat tembok yang menaungiku
Lima tahun lebih adalah waktu yang cukup bagiku
Untuk mengenal siapa dirimu

Kebodohan yang kedua
Mengapa aku mencintaimu?
Layaknya tikus dan kucing kisah kita
Yang tak pernah akur
Yang tak pernah sepikir
Yang tak pernah berhenti saling memaki
Namun hati memang tak bermata
Bisa-bisanya aku mencintaimu
Aku pikir kaupun juga mencintaiku
Namun kisah kita tak lama
Aku melepas uluran benang perjalanan cinta kita
Yang membuat layang-layang kisah cinta kita kandas
Ini semua salahku

Kebodohan yang ketiga “kebodohan khusus untukmu”
Aku dengar diluar sana
Dari cerita kawan tentang kamu
Ternyata kamu masih mencintaiku
Kamu masih menyayangiku
Akupun ragu karena sepengetahuanku
Kamu berubah dan seperti tak mengenalku
Tapi ternyata tidak.....
Kamu sendiri yang berkata kepadaku
Bahwa kamu masih mencintaiku
Bodoh sekali kamu....
Ucapku saat mendengar ceritamu
Jelas diluar sana banyak pria yang jauh lebih baik dariku
Dariku pria hitam kurus dengan gigi kelinci yang tak layak untukmu
Bahkan untuk mencari pria lain pun aku kira sangat mudah bagimu
Lewat pesona dan banyak kelebihanmu
Ya, bodoh sekali kamu
2,5 tahun adalah waktu yang tak singkat
Tapi kau bilang pula selama itu kamu masih mencintaiku
Lama waktumu untuk menungguku Tuan Twelve yang selalu menyakitimu
Ya kebodohan ini adalah kebodohanmu

Kebodohan yang keempat
Kebodohanku yang melewatkanmu
Melewatkan kamu yang jelas-jelas tulus mencintaiku
Mencintaiku apa adanya bukan ada apanya
Menyayangiku dengan “walaupun” bukan “karena”
Jelas sekali aku bodoh tak melihat kamu
Yang jelas ada di depan mataku
Malah aku mencari yang lain
Yang ada di belakang kepala yang mataku sulit untuk melihatnya
Yang hanya bisa memperhatikannya dengan cermin
Padahal mereka tak pernah menganggapku memperhatikannya
Bodoh sekali aku tak bersamamu
Namun, kebodohan tak selamanya bodoh
Untuk apa aku bersamamu namun tak akan pernah bersatu?
Lebih baik aku menyakitimu sekarang untuk kebahagianmu kelak
Daripada aku bersamamu sekarang namun berpisah kelak
Bukankah itu lebih menyakitimu?
Inilah yang aku sebut tak selamanya kebodohanku itu bodoh
Read more "Puisi Kebodohan..."

Rabu, 07 November 2012

Puisi Diammu Sedihku

Diammu Sedihku

Dewi malam, bersemayam di singgasananya
Bersamaan dengan  rinduku padanya
Telah lama ku tak mendengar kabarnya
Gadis canti yang selalu kupuja

Ini sakit penuh duka aku rasa
Bagai pedihnya mata terkena luka
Lampu kamar mengingatkanku
Senyum terang dan manis wajahnya

Adinda....
Badai apakah yang terjadi?
Kini kau diam membeku terhadapku
Seperti Kerbau yang membiarkan Jalak
Seperti Hiu yang tak menganggap Remora

Apa salahku?
Wajarkah matahari dikelilingi banyak planet?
Wajarkah satu bulan dikelilingi banyak bintang?
Wajarkah satu bunga dikagumi banyak kumbang?

Adinda....
Dengar bisikan angin malam ini
Jangan kau diamkan aku....
Jangan kau diamkan aku....
Jangan  diam adinda
Taukah kau mengapa?
Asal engkau tahu diammu adalah sedihku

Karya : Buono Aji Santoso
Read more "Puisi Diammu Sedihku..."

Selasa, 06 November 2012

Kiasan Seperti Elektron, Proton, dan Netron

Seperti Elektron, Proton, dan Netron
                Sebut saja aku, Joni. Aku remaja SMA yang sedang duduk di bangku SMA. Yaa seperti pada remaja umumnya, rasa jatuh cinta sedang aku rasakan saat ini. Saat itu aku sedang mengikuti pelajaran kesukaanku, kimia. Saat itu dibahas tentang kimia unsur dengan dasaran nya seperti Elektron, Proton, dan Netron. Singkatnya di pusat atom terdapat proton dan netron dan di kulit-kulit atom terdapat elektron. Guruku menjelaskanku bagaimana hubungan dari ketiga hal tersebut. Terbesit sedikit pikiran di benakku,
Aku tau bukan kenal ya, dengan seorang cewek ya adik tingkatku yang sebenarnya aku juga gak tau latar belakangnya. Aku carilah info tentang dia tapi ya aku tak berani, hanya siswa biasa yang tak punya kelebihan di sekolah.
                Suatu saat, aku punya no handphone dia. Ya adik tingkatku, aku coba kenal dia tapii ternyata dia sepertinya tak mau kenal dengan aku. Terhitung tak ada lebih dari satu kalimat tiap balasannya. Aku sering lukiskan kisahku ini di laptop ataupun blog ku. Habis tak ada teman dekat. Namun, sepertinya aku Cuma pengagum ya? Di jejaring sosial aku lihat dia dekat dengan orang yang mungkin aku kenal. Ya jelas aku kenal, temanku.
                No communication, no hope for me. Bahasa yang mungkin salah tapi, aku sering mengucapnya dalam hati. Ya, pikirku dalam dalam nampaknya aku seperti halnya bab yang sedang aku pelajari ya? Pertanyaanku dan aku jawab sendiri. Kamu seperti Elektron, aku netron dan emm dia proton. Kamu seperti halnya elektron kamu jauh dari aku. Dan aku hanya bisa melihat kamu dari jauh yang sulit untukku mendekat. Tapi apa, kamu sering berinteraksi dan berikatan dengan dia “proton” yang mana dia selalu bersama-sama dengan aku. “proton selalu bersama dengan netron di pusat atom. Ya dia temanku, aku Cuma bisa ikut melihat dan menyaksikan bahkan merasakan kebahagianmu untuk mencapai kestabilan dengannya. Hahaha aku ketawa sekaligus menengok pada diriku sendiri, kenapa aku bisa berpikir seperti itu? Tapi... apa ini juga kisahku? Ucapku dalam hati
Read more "Kiasan Seperti Elektron, Proton, dan Netron..."

Minggu, 04 November 2012

Contoh Majas Koreksio di Puisi


Aku penggemarmu

Hai, gadis tinggi semampai
Berkulit kuning langsat
Cantik dan eloknya parasmu
Telah menutupi dan menghalangi
Semua pandangan mataku

Dibalik semua keindahan itu
Apakah kamu tahu?
Aku mengagumimu,
Setiap ocehanmu di dunia maya
Selalu dan selalu aku baca
Bahkan selalu aku hapus,eh selalu aku simpan

Tapi apakah kamu tahu bahwa aku penggemarmu?
Aku bukan hanya penggemar saja
Namun aku ingin lebih dari penggemar
Mimpi memang selalu ada
Dan aku bermimpi untuk mendapatkanmu

Karya : Buono Aji Santoso
Read more "Contoh Majas Koreksio di Puisi..."

Sabtu, 03 November 2012

Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
 Nama                       : Buono Aji Santoso
 Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2012
A.   Percobaan
Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta

B.    Tujuan
·       Mengukur beda potensial sel volta
·       Membandingkan beda potensial sel volta hasil percobaan dengan beda potensial hasil hitungan berdasarkan potensial elektroda standar

C.    Alat dan Bahan

1.      2 buah gelas kimia 100 ml
2.     Voltmeter
3.     2 kabel dengan penjepit buaya
4.     Kertas saring 6 lembar
5.     Amplas
6.     Elektroda Cu, Zn, Mg, Pb, Fe
7.     Larutan ZnSO4 1 M 25 ml
8.     Larutan MgSO4 1 M 25 ml
9.     Larutan Pb(NO3)2 1 M 25 ml
10.   Larutan CuSO4 1 M 25 ml
11.    Larutan FeSO4 1 M 25 ml
12.   Larutan NaCl


D.   Langkah Kerja
1.      Masukkan ke dalam gelas kimia pertama larutan ZnSO4 1 M 25 ml dan kedalam gelas kimia kedua larutan CuSO4 1 M 25 ml. (Percobaan 1)
2.     Amplas sampai mengkilat logam Zn dan Cu.
3.     Jepit logam Zn dan Cu dengan penjepit buaya.
4.     Masukkan kertas saring ke dalam larutan NaCl sampai semua basah.
5.     Hubungkan gelas kimia pertama dan gelas kimia kedua dengan jembatan garam yang dibuat dari kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan NaCl tadi.
6.     Masukkan logam Zn ke dalam larutan ZnSO4 1 M dan logam Cu ke dalam larutan CuSO4 1 M.
7.     Hubungkan kabel-kabel dari logam Zn dan Cu ke voltmeter dengan skala 1 volt, apabila arah jarum avometer ke kiri, balik posisi kabel yang masuk ke voltmeter.
8.     Catat beda potensial yang dihasilkan.
9.     Ulangi langkah 1 sampai 8 untuk percobaan 2 hingga percobaan 6.
Percobaan 2: Larutan MgSO4 dan Larutan CuSO4
Percobaan 3: Larutan MgSO4 dan Larutan ZnSO4
Percobaan 4: Larutan ZnSO4 dan Larutan Pb(NO3)2
Percobaan 5: Larutan MgSO4 dan Larutan Pb(NO3)2
Percobaan 6: Larutan FeSO4 dan Larutan CuSO4

E.    Dasar Teori
Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (elektrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (elektrode positif).
Prinsip-prinsip Sel Volta (Sel Galvani)
1. Didalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi reaksi spontan.
2. Terjadi perubahan dari energy kimia menjadi energy listrik.
3. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif.
4. Pada katoda, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif.
5. Elektron mengalir dari anoda menuju katoda.


Rangkaian sel volta terdiri atas elektrode Zn (logam Zn) yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 dan elektrode Cu (logam Cu) yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO4.
Kedua larutan itu dihubungkan dengan jembatan garam yang berbentuk huruf U yang diisi dengan garam NaCl atau KNO3 dalam agar-agar (gelatin). Sedangkan, kedua elektrode dihubungkan dengan alat petunjuk arus, yaitu voltmeter melalui kawat.
Bila elektrode Zn dan Cu dihubungkan dengan sebuah kawat maka akan terjadi energi listrik (menghasilkan energi listrik). Untuk menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan di atas maka kedua larutan tersebut dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam menyebabkan elekton mengalir secara terus menerus melalui kawat.
Potensial sel (E˚sel) adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta. Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta dapat ditentukan melalui:
1.      Percobaan dengan menggunakan voltmeter atau potensiometer.
2.     Perhitungan berdasarkan data potensial elektroda unsur-unsur sesuai dengan reaksinya.
E˚sel = E˚katode – E˚anode
atau
E˚sel = E˚reduksi-E˚oksidasi
Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda pembanding yaitu elektroda hidrogen. Potensial yang dihasilkan oleh suatu elektroda yang dihubungkan dengan elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.
Ada dua kemungkinan:
·           Jika potensial electrode bertanda (+) maka electrode lebih mudah mengalami reduksi.
·           Jika potensial electrode bertanda (-) maka electrode lebih mudah mengalami oksidasi.
Harga potensial sel tergantung pada jenis elektroda, suhu, konsentrasi ion dalam larutan, dan jenis ion dalam larutan.
Perlu diingat bahwa: Unsur/electrode yang mempunyai E lebih kecil akan mengalami oksidasi dan berfungsi sebagai anoda, dengan E˚ oksidasi = - E˚ reduksi.
Syarat reaksi redoks berlangsung spontan, yaitu logam untuk anoda terletak sebelah kiri logam untuk katoda dalam deret volta.
Deret Volta merupakan urutan logam-logam(ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektroda standarnya.
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au
Semakin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah teroksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan suatu logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah tereduksi. Oleh karena itu, untuk melindungi suatu logam dari reaksioksidasi (perkaratan) maka logam tersebut perlu dihubungkan dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta atau disebut sebagai perlindungan katodik.

F.    Hasil Pengamatan
Larutan
Anoda
Larutan
Katoda
Beda Potensial (Volt)
ZnSO4 1M
Zn
CuSO4 1M
Cu
0,08
MgSO4 1M
Mg
CuSO4 1M
Cu
0,06
MgSO4 1M
Mg
ZnSO4 1M
Zn
0,02
ZnSO4 1M
Zn
Pb(NO3)2 1M
Pb
0,14
MgSO4 1M
Mg
Pb(NO3)2 1M
Pb
0,02
FeSO4 1M
Fe
CuSO4 1M
Cu
0,02

G.    Kesimpulan
1.       Notasi sel:
Percobaan 1:     Zn           Zn2+ + 2e
                       Cu2+ + 2e Cu                     
                       Zn + Cu2+   Zn2+ + Cu           E˚ sel = 0,08 V
Zn(s) / Zn2+   Cu2+ / Cu(s)          E˚ sel = 0,08 V
Percobaan 2:    Mg          Mg2+ + 2e
                       Cu2+ + 2e Cu                     
                       Mg + Cu2+   Mg2+ + Cu           E˚ sel = 0,06 V
Mg(s) / Mg2+   Cu2+ / Cu(s)     E˚ sel = 0,06 V
Percobaan 3:    Mg           Mg2+ + 2e
                       Zn2+ + 2e Zn                   
                       Mg + Zn2+   Mg2+ + Zn           E˚ sel = 0,02 V
 Mg(s) / Mg2+   Zn2+ / Zn(s)     E˚ sel = 0,02 V
Percobaan 4:    Zn           Zn2+ + 2e
                       Pb2+ + 2e Pb                     
                       Zn + Pb2+   Zn2+ + Pb           E˚ sel = 0,14 V
Zn(s) / Zn2+    Pb2+ / Pb(s)     E˚ sel = 0,14 V
Percobaan 5:    Mg           Mg2+ + 2e
                       Pb2+ + 2e  Pb                     
                       Mg + Pb2+   Mg2+ + Pb           E˚ sel = 0,02 V
 Mg(s) / Mg2+   Pb2+ / Pb(s)     E˚ sel = 0,02 V
Percobaan 6:    Fe           Fe2+ + 2e
                       Cu2+ + 2e Cu                     
                       Fe + Cu2+   Fe2+ + Cu           E˚ sel = 0,02 V
Fe(s) / Fe2+    Cu2+ / Cu(s)     E˚ sel = 0,02 V

2.      Potensial sel:
Percobaan 1:     Zn           Zn2+ + 2e           E˚ = + 0,76 V
                       Cu2+ + 2e Cu                      E˚ = + 0,34 V  
                       Zn + Cu2+   Zn2+ + Cu            E˚ = + 1,10 V
Zn(s) / Zn2+   Cu2+ / Cu(s)          E˚ sel = + 1,10 V
 Percobaan 2:   Mg          Mg2+ + 2e           E˚ = + 2,38 V
                       Cu2+ + 2e Cu                      E˚ = + 0,34 V  
                       Mg + Cu2+  Mg2+ + Cu           E˚ = + 2,72 V
Mg(s) / Mg2+   Cu2+ / Cu(s)     E˚ sel = + 2,72 V
Percobaan 3:    Mg           Mg2+ + 2e           E˚ = + 2,38 V
                       Zn2+ + 2e  Zn                      E˚ = - 0,76 V  
                       Mg + Zn2+   Mg2+ + Zn           E˚ =  + 1,62 V
Mg(s) / Mg2+   Zn2+ / Zn(s)     E˚ sel = + 1,62 V
Percobaan 4:    Zn           Zn2+ + 2e            E˚ = + 0,76 V
                       Pb2+ + 2e   Pb                      E˚ = - 0,13 V  
                       Zn + Pb2+   Zn2+ + Pb             E˚ = + 0,63 V
Zn(s) / Zn2+    Pb2+ / Pb(s)     E˚ sel = + 0,63 V

Percobaan 5:    Mg           Mg2+ + 2e           E˚ = + 2,38 V
                       Pb2+ + 2e    Pb                      E˚ = - 0,13 V  
                       Mg + Pb2+   Mg2+ + Pb           E˚ = + 2,25 V
Mg(s) / Mg2+   Pb2+ / Pb(s)     E˚ sel = + 2,25 V
Percobaan 6:    Fe           Fe2+ + 2e            E˚ = + 0,41 V
                       Cu2+ + 2e Cu                      E˚ = + 0,34 V  
                       Fe + Cu2+  Fe2+ + Cu            E˚ = + 0,75 V
Fe(s) / Fe2+    Cu2+ / Cu(s)     E˚ sel = + 0,75 V
3.      Harga potenisal sel hasil percobaan sangat berbeda dibandingkan dengan potensial sel hasil perhitungan yang berdasarkan potensial elektroda standar, karena:
·         Saat melakukan percobaan, suhu dan tekanan berbeda dengan keadaan standar yang dibutuhkan untuk menentukan potensial elektroda, yaitu 25˚C 1 atm.
·         Elektroda logam yang digunakan memiliki tingkat pengotor yang tinggi sehingga mengganggu jalannya reaksi sel volta.
·         Larutan elektrolit yang digunakan sebagian sudah tidak murni karena tercampur zat lain ataupun mengalami koagulasi.
·         Jembatan garam yang digunakan hanyalah kertas saring yang dibasahi NaCl, sehingga tidak dapat menyeimbangkan muatan pada kedua larutan elektrolit sehingga mengganggu jalannya reaksi sel volta.

Read more "Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta..."
 

Great Morning ©  Copyright by Buono Aji Santoso | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks